Survey kepuasan pelanggan
merupakan sebuah parameter yang dapat menjadi tolak ukur untuk membantu sebuah
perusahaan untuk melihat tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja layanan
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau instansi. Sedangkan aplikasi survey kepuasan pelanggan merupakan sebuah sistem yang dapat
digunakan sebagai media untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan konsumen
dengan pelayanan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan maupun instasi.
Terdapat banyak metode yang dapat di implementasikan untuk membuat sebuah aplikasi website dengan metode model analisis untuk survey kepuasan pelanggan. Namun, dalam postingan ini hanya akan membahas beberapa metode dengan model sistem analisis yang sekiranya dapat menjadi Inspirasi dalam pembuatan aplikasi survey kepuasan pelanggan yang dibutuhkan. Berikut merupakan beragam metode analisis untuk aplikasi survey kepuasan pelanggan diantaranya yaitu:
1.
Metode Servqual
(Servce Quality)
Metode Servce Quality (Servqual)
merupakan model kuesioner untuk mengukur kualitas pelayanan jasa yang juga
dikenal sebagai metode analisis kesenjangan (gap analysis). Metode Servqual dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu
persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service)
dengan layanan yang sesunggunya diharapkan (expected service).
Pengukuran kualitas jasa dalam model servqual didasarkan pada skala multi-item yang dirancang
untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta gap di antara keduanya
pada lima dimensi kualitas pelayanan.
Metode Servqual dapat
dikatakan sebagai metode kualitas jasa yang paling popular dan saat ini banyak
dijadikan acuan dalam riset manajemen maupun pemasaran jasa. Metode servqual
dapat mengukur kualitas layanan serta dapat digunakan untuk menganalisis
penyebab dari permasalahan layanan yang dilakukan. Kemungkinan yang terjadi
terhadap kualitas pelayanan adalah pelayanan yang diberikan belum memenuhi
harapan konsumen, atau sudah sesuai dengan harapan konsumen atau bahkan
pelayanan yang diberikan melebihi harapan konsumen. Kemungkinan-kemungkinan
tersebut dianalisis dengan mencari kesenjangan (gap) antara persepsi
penyedia jasa dengan harapan konsumen. Skor pada gap ini menunjukan
nilai dari kualitas pelayanan atau nilai servqual. Nilai Servqual dapat
diperoleh dengan memberi penilaian pada masing-masing variabel, baik pada
variabel persepsi maupun variabel harapan yang didapatkan melalui kuesioner
yang dibagikan kepada konsumen. Hasil penilaian responden tersebut yang
kemudian diolah sehingga dapat diketahui nilai servqual dari pelayanan penyedia
jasa. Adapun dimensi yang digunakan dalam metode service quality untuk mengukur
suatu kualitas layanan yaitu responsiveness (daya tanggap), reliability
(kehandalan), assurance (jaminan), empathy (perhatian), dan tangible
(bukti fisik).
Lihat Contoh
Aplikasinya Disini: Aplikasi
Metode Servqual
2. Metode IPA (Importance Performance Analysis)
Metode Importance Performance
Analysis (IPA) merupakan sebuah metode yang
membandingkan seberapa penting suatu atribut layanan bagi pelanggan dengan
seberapa baik kinerja perusahaan dalam atribut tersebut. Hasilnya dapat
dipetakan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Metode IPA digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat
kepuasan pelanggan atas kinerja layanan sebuah perusahaan ataupun instansi
publik. Dengan
menggunakan metode IPA terdapat dua variabel yang mewakili huruf X dan Y,
dimana X merupakan tingkat kinerja pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan/ekspektasi pelanggan.
Penggunaan metode IPA adalah dalam mengukur tingkat kepuasan pelayanan jasa yang masuk pada kuadran-kuadran pada peta Importance-Performance Matrix. Dalam metode ini diperlukan pengukuran tingkat kesesuaian untuk mengetahui seberapa besar pelanggan merasa puas terhadap kinerja perusahaan ataupun instansi publik, dan seberapa besar pihak penyedia jasa memahami apa yang diinginkan pelanggan terhadap jasa yang mereka berikan. Untuk mendapatkan hasil analisis metode Importance-Performance Analysis, maka dilakukan pemetaan menjadi 4 (empat) kuadran untuk seluruh variabel yang mempengaruhi kualitas pelayanan. Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing variabel pada ke empat kuardan tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut:
1. Kuadran 1
(Concentrate These) - merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang
dianggap penting oleh pelanggan, tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini
belum sesuai dengan harapan pelanggan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih
rendah). Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan.
2. Kuadran 2
(Keep Up The Good Work) - merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor
yang dianggap penting oleh pelanggan, dan faktor-faktor yang dianggap pelanggan
sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif
lebih tinggi. Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus tetap
dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan produk atau jasa unggul di
mata pelanggan.
3. Kuadran 3
(Low Priority) - merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang
dianggap kurang penting oleh pelanggan, dan pada kenyatannya kinerjanya tidak
terlalu istimewa. Peningkatan variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini
dapat dipertimbangkan Kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang
dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.
4. Kuadran 4
(Possible Overkill) – merupakan wilayah yang memuat faktror-faktor yang
dianggap kurang penting oleh pelanggan, dan dirasakan terlalu berlebihan.
Variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar
perusahaan dapat menghemat biaya.
Lihat Contoh Aplikasinya
Disini: Aplikasi Metode IPA
3.
Metode CSI (Customer
Satisfaction Index)
Metode Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan
indeks untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan
pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut
produk atau jasa yang diukur. Metode CSI menampilkan data yang jelas mengenai tingkat
kepuasan pelanggan sehingga pada satuan waktu tertentu dapat melakukan evaluasi
secara berkala untuk memperbaiki apa yang kurang dan meningkatkan pelayanan
yang dinilai customer adalah sebuah nilai lebih. Pengukuran terhadap Customer Satisfaction Indeks (CSI)
diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk
menentukan sasaran dimasa yang akan datang.
Indeks kepuasan konsumen
atau Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan metode yang
menggabungkan berbagai dimensi kepuasan menjadi satu indeks komposit untuk
memberikan gambaran keseluruhan mengenai tingkat kepuasan pelanggan. Metode ini
adalah sebuah metode komprehensif untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan
secara keseluruhan dan sering kali dikombinasikan dengan metode lain seperti
Importance-Performance Analysis (IPA) dan lainnya. Metode CSI dapat dijadikan
sebagai metrik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan
terhadap produk atau pelayanan bisnis. Atas dasar hal tersebut, untuk mengukur
indeks kepuasan pelanggan ini sangat penting untuk dilakukan secara rutin oleh
perusahaan maupun instansi layanan publik agar dapat mengurangi dampak negatif
dari kustomer kecewa yang berdapak pada seperti penurunan citra layanan dan
kinerja yang kurang baik dari pelanggan.
Lihat Contoh
Aplikasinya Disini: Aplikasi Metode CSI
Demikian pembahasan singkat tentang beberapa metode analisis untuk aplikasi survey kepuasan pelanggan. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk pengembangan source code aplikasi untuk survery kepuasan pelanggan sebagai tolak ukur dalam hal pengambilan keputusan yang berkelanjutan untuk sebuah perusahaan.

Post a Comment